Blogroll

saya bagas ariya wijaya student in soneta

Sabtu, 27 September 2014

NATIONAL BASKETBALL LEAGUE (NBL) MENUJU SPORT INDUSTRY


NBL GO TO SPORT INDUSTRY!!

Tahun 2009 adalah tahun terburuk dalam sejarah liga basket nasional selama 20 tahun, hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat Indonesia yang terus menurun setiap pertandingan liga basket. Kelesuan liga basket ini  berimbas pula pada prestasi bola basket Indonesia. Pada saat itu nama liga basket Indonesia adalah Indonesian Basketball League (IBL), melihat semakin turunnya animo masyarakat dan prestasi ini membuat seluruh perwakilan klub basket menemui PT DBL Indonesia untuk duduk bersama untuk membahas masalah ini. “ Liga dalam keadaan terburuk dalam 20 tahun terakhir “ begitulah yang diungkapkan oleh para pengurus klub basket seluruh Indonesia. Mereka melihat bahwa PT DBL Indonesia yang bermarkas di Surabaya ini berhasil dengan sukses dalam menyelenggarakan Liga Basket Pelajar yang sangat fantastis. Setelah melakukan pertemuan ini pihak DBL belum secara langsung menerima tawaran para pengurus klub basket itu, namun setelah berbincang dengan beberapa ahli di dalam dan luar negeri pihak DBL pun bersedia untuk mengelola liga basket di Indonesia ini.

Dan setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, kini kompetisi liga tertinggi nasional memasuki era baru, era dimana liga basket di kemas secara sport industry. Perubahan pun dilakukan besar – besaran. Tepat tanggal 25 Mei 2010 di launching sebuah brand baru pengganti IBL yaitu National Basketball League (NBL). Lalu bagaimana konsep yang dilakukan oleh pihak DBL dalam membangun sebuah NBL menjadi sport Industry di Indonesia ? Mari kita cermati strategi yang dilakukan DBLberikut ini.

Repositioning Liga Basket
PT DBL Indonesia sebagai pihak pengelola liga basket tertinggi di Indonesia mulai me-repositioning liga dengan cara mengganti nama IBL menjadi NBL, mengganti logo, membuat tag line baru. Hal ini dilakukan karena pihak penyelenggara menyadari bahwa selama kurun waktu 20 tahun liga basket selalu mengalami penurunan yang drastis, nama IBL sudah identik dengan liga basket yang sepi penonton yang tidak heboh.  Bahkan pengamat olahraga basket ada yang berkata bahawa “, IBL tidak lagi berawal dari nol, melainkan harus diulang dari minus sepuluh “. Dengan alasan sepert itu lah maka pihak penyelenggara perlu me-repositioning liga basket tertinggi di tanah air salah satunya dengan mengganti IBL menjadi NBL. Dengan me-repositioning paling tidak NBL dapat diulang dari nol kembali. Penyelenggara mengambil tagline “ For Indonesia “, bila dilihat dari tagline ini bahwa NBL merupakan liga yang didedikasikan untuk Indonesia. Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Bella Erwin Harahap selaku Ketua Dewan Komisaris NBL Indonesia yang mengatakan bahwa “ NBL akan selalu mendukung basket tanah air dan akan mengembalikan lagi kejayaan bola basket professional di Indonesia “. Bila dilihat dari logo baru yang cukup simpel berwarna merah putih mengartikan bahwa liga ini dilahirkan untuk berusaha kembali ke masa emas bola basket Indonesia.

Daru uraian diatas, rasanya kita perlu mengingat kembali hakikat dari positioning adalah untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Dengan repositioning IBL ke NBL bertujuan untuk merubah persepsi masyarakat pencinta basket pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dari yang tadinya liga basket adalah liga yang sepi dan jarang penuh sensasi menjadi sebuah liga yang lahir baru dengan harapan liga ini penuh dengan keramaian dan sensasi tersenderi bagi mereka yang menontonnya. Dari repositioning tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa :
1.      Positioning NBL dapat dipersepsikan secara positif oleh masyarakat, sehinngga ketika masyarakat sudah memiliki persepsi positif mereka akan reason to buy.
2.      Positioning NBL memiliki keunggulan yang kompetitif dan mencerminkan kekuatan. “ for Indonesia “ berarti basket untuk Indonesia merupakan janji yang diberikan pihak penyelenggara kepada masyarakat. Sekarang tinggal bagaimana pihak penyelnggara mampu memberikan janji tersebut.
3.      Walaupun simpel, positioning yang dilakukan NBL sangat mudah untuk diingat oleh masyarakat,
4.      Positioning NBL sangat relevan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi baik itu dilingkungan perkembangan bola basket, lingkungan bisnis dan lingkungan eksternal lainnya.

Yang harus diperhatikan oleh pihak penyelenggara NBL, bahwa mereka harus sanggup pula menjawab apa itu NBL, tujuannya apa dan sebagainya kepada masyarakat. Klarifikasi ini perlu dilakukan secara terus menerus agar persepsi dan positioning NBL tetap terjaga dan akan memperjelas kehadiran sebuah liga basket NBL ditengah masyarakat.

NBL Sebuah Industri Olahraga

NBL merupakan sebuah industri olahraga yang menjual kegiatan cabang olahraga sebagai produk utamanya yang dikemas secara professional. Namun yang perlu diingatkan adalah bahwa setiap industri olahraga di Indonesia wajib memperhatikan tujuan olahraga nasional dan prinsip penyelenggaraan keolahragaan. Sehingga tujuan NBL tidak hanya mendapatkan keuntungan dari segi bisnis saja, namun dengan NBL nantinya dunia basket Indonesia akan semakin mandiri, professional dan memperoleh prestasiBagaimana pihak DBL selaku pemegang lisensi NBL membuat strategi NBL ?

Hal pertama yang dilakukan oleh DBL adalah sudah tepat dengan me-repositioning IBL menjadi NBL. Selain melakukan repositioning pihak DBL juga mulai memperhatikan standar – standar internasional dalam liga kali ini. Hal ini dapat dilihat dari kompetisi NBL yang dilakukan pada akhir tahun dan berakhir pada awal tahun. Selain itu NBL juga menyelenggarakan kompetisi resmi preseason (pramusim) sebelum musim regelur diselenggarakan dan pada akhir penyelenggaraan akan ditutup dengan Championship Series dimana 8 klub terbaik akan berkumpul di satu tempat, lalu saling menggugurkan lewat sistem single game elimination. Tim yang bertahan sampai akhir akan dinobatkan sebagai champion NBL Indonesia. Tidak hanya dari segi kompetisi yang dibuat sesuai standar internasional, hal ini juga menyentuh regulasi – regulasi aturan – aturan permainan bola basket yang telah diatur oleh FIBA. Hal paling mendasar dari regulasi FIBA 2010 adalah perubahan bentuk garis-garis lapangan. Salah satunya garis jarak tembakan tiga angka yang semakin jauh. Sebelumnya, jarak tembakan tiga angka adalah 6,25 meter. Dalam aturan baru, jaraknya bertambah 0,5 meter menjadi 6,75 meter. Selain kedua regulasi tadi pihak penyelenggara juga membuat regulasi dresscode rapi para pelatih dan ofisial. Pelatih wajib mengenakan kemeja lengan panjang, dasi, jas, celana panjang kain, dan sepatu fantovel saat mendampingi tim bertanding. Aturan yang sama berlaku untuk ofisial tim lain, serta pemain yang tidak bertanding tapi duduk di area bench. Khusus pertandingan hari Jumat, ofisial dan pemain mengenakan batik lengan panjang. Sementara para pemain wajib mengenakan polo shirt (dimasukkan), celana panjang, dan sepatu saat menonton pertandingan di atas tribun. Peraturan juga berlaku bagi ofisial tim yang sedang menonton. Dan padaaturan jersey NBL Indonesia setiap tim boleh memiliki tiga set jersey. Satu warna, satu putih, dan satu alternate design. Warna jersey harus ada yang dominan (80 persen). Lutut pemain harus terlihat. Standar – standar internasional yang baru diterapkan pada NBL ini menjadi sangat penting, sebab untuk menjadi sebuah industri olahraga yang professional sebuah produk harus memenuhi standar – standar yang telah ditentukan.
Dalam segi kemasan pun NBL benar – benar dibuat aktarktif, tidak hanya menawarkan pertandingan yang seru, namun juga diselarsakan dengan hiburan – hiburan dan interior – interior Gelanggang Olahraga yang dipakai. Satu hal yang dibuat oleh pihak penyelenggara dalam kompetisi NBL adalah dengan menerapkan seluruh kompetisi NBL pada GOR – GOR yang dekat dengan masyarakat. Tujuannya adalah untuk menarik animo masyarakat agar tertarik datang untuk menonton.
Selain strategi ini, pihak penyelenggara sangat terlihat jelas dalam segi marketing menggunakan komunitas pencinta basket sebagai sarana untuk mengembangakan strategi pemasaran NBL. Hal ini dapat dilihat dari seringnya pihak NBL menyelenggarakan kegiatan – kegiatan seperti memberikan pelatihan gratis kepada anak – anak remaja di klub – klub basket dengan megajak para pemain NBL disela – sela pertandingan atau bahkan sebelum liga NBL mulai. Selain itu mereka juga mengujungi SMA – SMA di Indonesia untuk memberikan pelatihan basket kepada mereka. Program – program sosial yang melibatkan pemain – pemain NBL pun sering dilakukan oleh pihak penyelenggara, mengujungi panti asuhan, pertandingan amal dan kegiatan sosial lainnya. Dengan kegiatan – kegiatan seperti ini akan membuat persepsi masyarakat atau konsumen menjadi positf terhadap NBL.
Bagaimana Hasilnya ?
Dalam laga perdana yang dimulai di Surabaya sejak tanggal 16 sampai dengan 24 oktober semua pihak mulai dari penyelenggara, official club, para pemain bahkan pihak Perbasi selaku induk olahraga bola basket Indonesia merasa terkejut karena kehebohan NBL seri pertama di Surabaya melebihi apa yang diharapkan. Pihak penyelenggara hanya menargetkan 1000 penonton dalam setiap hari, karena sebelum – sebelumnya liga basket hanya ditonton 250 orang/hari. Dan ketika seri perdana di buka jumlah penonton tiap hari mencapai 5500 orang. Tidak hanya itu semua penonton, pemain dan lainya merasa kagum karena kehebohan – kehebohan yang terjadi selama penyelenggaran seri Surabaya into. NBL berhasil membuat para pencinta basket terbius oleh sebuah kompetisi dan hiburan yang membuat mereka merasakan sebuag pengalaman yang tak terlupakan.Roh basket Indonesia pun mulai bergeliat kembali dan era sport industry dalam sebuah liga pun sudah tiba.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites